Kenapa tak kutemui sama?
Dimana saat mendung disambut dengan senyum dan harapan, tetes pertama adalah darah yang kembali mengalir
Setelahnya mimpi terajut dalam pelangi warna-warni
Dan bumi seperti remaja kenes, merias diri dengan pernik hijau rumput dan warna bunga-bunga
Dan wangi parfum yang semerbak, wangi tanah basah dan alang2 membiusku
Tapi disini….?
Dikota ini mendung disambut rasa curiga dan cemas
Tetes pertama adalah caci maki berarti derita
Karena setelahnya bumi muntah segala penat dari seluruh luka
Yang telah lama busuk menahun nanah tertahan
Ah…. banjir datang lagi?
(raksaka: Jakarta, 25 Agustus 2008)
Kata-kata seperti sayap, membawa angan terbang ke langit khayal. Kata-kata seperti pisau, menusuk ulu hati dan melukai, atau kadang serupa mantra layaknya perisai, yang melindungi keyakinan! Kata-kata adalah nyawa yang menghidupkan sajak-sajak yang terlahir dari jiwa-jiwa yang gelisah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
By three methods we may learn wisdom: First, by reflection, which is noblest; Second, by imitation, which is easiest; and third by experience, which is the bitterest.
-- confucius --
-- confucius --
No comments:
Post a Comment