Friday, August 23, 2013

KEPULANGAN

Malam dingin dan sepi. Hujan yang tinggal rintik-rintik menyisakan dingin. Suara jangkrik dan juga suara kodok bersahutan. Beberapa kunang-kunang nampak kerlap-kerlip, suasana yang lama tak kujumpai. Aku sendirian mendekati desa kelahiranku, menyusuri jalan kricak yang membelah hamparan sawah yang penuh kenangan. Waktu kecil aku sering bermain layangan disini, anginnya bagus. Selain itu, jika bosan aku dan teman-teman sebaya sering mencari belut atau sekedar bermain kubangan sawah. Ini jalan utama, meski belum di aspal tetapi merupakan nadi vital karena satu-satunya akses yang bisa dilalui mobil, sehingga perekonomian cukup hidup. Dulu, aku dan teman-temanku sering berlarian membuntuti dibelakang mobil pick up yang datang dari kota. Orang-orang kota itu membeli hasil tani dari desaku, lalu dijual di kota. 

Aku terus berjalan, hingga sampai di gapura desa. Aku tertegun didepan gapura desaku.

Saturday, August 17, 2013

TIGA SENJATA



Asko Land sedang menghadapi agresi. Suatu siang seorang telik sandi kembali dengan luka-luka yang parah. Malamnya Dewan Tertinggi memanggilku, aku menerka mungkin ini ada hubungannya dengan kembalinya telik sandi yang terluka itu

Semua yang hadir langsung memandang Sang Juru Komunikasi. Lelaki dengan jubah panjang putih itu lalu mengangguk ke arah para tetua sebagai isyarat memohon izin untuk mulai bicara.

“Mengingat urgensi masalah, langsung saja. Saya mendapat laporan dari telik sandi bahwa musuh telah menyiapkan serangan dengan senjata baru. Mereka telah berhasil mengembangkan tiga senjata baru sejenis senjata pemusnah masal."

“Senjata pemusnah masal?” Aku bergidik.

Rupanya musuh sudah

Friday, August 16, 2013

LIMA MENIT KEMUDIAN

Jhuan merasa menjadi manusia yang beruntung. Usianya baru menginjak 26 tahun, ia memiliki pekerjaan dengan penghasilan besar, apartemen sendiri dan beberapa minggu lagi ia akan menikah dengan Ratu, gadis tercantik di kampusnya dulu. Padahal semasa kuliah primadona kampus itu tak pernah sekalipun meliriknya. Sekarang, Jhuan dipercaya me-manage uang dalam jumlah besar. Mobil sport terbaru meski masih mencicil, gadged paling mutakhir, pakaian selalu up to date, Jhuan merasa hidup dalam kendalinya, hingga malam laknat itu tiba.

Saat itu Jhuan yang antusias dan percaya diri sedang asyik di depan komputernya, memperhatikan grafik harga yang bergerak dinamis. Sebagai seorang PAMM  forex trader yang brilliant ia hanya butuh waktu dua puluh menit untuk memastikan tren harga mata uang dunia.  Pukul tujuh malam, serangkaian analisa teknikal yang dia lakukan mulai dari level pivot point, RSI, moving average dan serangkaian hitungan rumit lainnya eksekutif muda itu menyimpulkan harga telah mencapai titik jenuh.

Oversold! Gottcha!” desis Jhuan

Wednesday, March 6, 2013

MEMBACA SEBUAH AWALAN (Kangen)



Kepada aksara yang terserak
Antara puing dan waktu
Nyanyian terpatah
Gema yang memantul dalam goa
Entah sampai ketelinga atau lenyap ditelan senyap
Namun selalu ada sesuatu yang mengetuk, kau dengar itu?


Raksaka Nala. 

ditulis pada February 10, 2013. Diposting pada 6 maret 2013

Tuesday, March 5, 2013

ALAMAT TIDAK DITEMUKAN

Pintu diketuk, mengalihkan  perhatian  Jhuan yang sedari tadi sedang mengutak-atik komputernya yang ngadat. Jhuan meninggalkan komputernya acak-acakan di meja, melangkah  ke ruang depan. Sekilas dia mengintip dari balik tirai jendela.

"Damn !” umpatnya.

Dibukanya pintu dengan wajah ditekuk demi menyambut tamu yang telah membawa mood  nya jadi buruk. Kurir pembawa paket itu terlihat gugup. Mungkin jeri melihat penampilan tuan rumah. Maklum tampang Jhuan acak-acakan. Mata merah karena semalaman begadang ‘menggarap’  komputer tua-nya yang entah kenapa, nggak mau perform seperti biasanya. Rambut ikal sebahu yang semrawut, tubuh kurus layaknya junkies, celana jeans yang entah sudah berapa abad tak tercuci, kaos kutung yang menegaskan  kekurusannya dan tak ketinggalan, tato di sekujur tubuh hingga sebatas leher yang seolah-olah berkata : ”Apa lu liat-liat? Ngajak berantem?”

Saturday, January 19, 2013

Hidup Lelaki

Lingkar liar jalan-jalan ditelan gelap
malam yang panjang tanpa tanda
Bintang tak lagi menunjuk arah
Melesat jatuh lalu musnah
Terbakar!

Lalu anganpun mulai tumbuh belukar
Tebas, aral melibas
Henti, waktu menikam nadi
Pilihan hanyalah terus maju karena itu
Setidaknya menunda mati

Inilah hidup, tepuk dada dan melawanlah!
Lelaki tak boleh terbaca, simpan saja cuaca dalam dada
Telan,dan tetap bertahan!

Raksaka Nala, subuh 19 Jan 2013
By three methods we may learn wisdom: First, by reflection, which is noblest; Second, by imitation, which is easiest; and third by experience, which is the bitterest.
-- confucius --

Never regret a day in your life. Good days give you happiness; Bad days give you experiences. Both are essential to life (N.N)