Thursday, May 21, 2009

ES dan API

Masih terdiam oleh dingin memamah balung sumsumku
Tak puas rupanya setelah semalaman,
dan malam-malam sebelumnya ia rakus menghabisi jantung-hatiku,
O, kebekuan ini….
Tak juga cair meski sungguh putus asa sekian lama mencari-cari
Sedikit bara yang kau renggut dariku

Api di dadamu…..
Gunung es didadaku
Semestinya kita bisa bersepakat untuk saling mengisi dada kita
Dan kita akan terbebas dari luka kita masing-masing namun,
Kau memilih pergi dengan nyala dendam didadamu,
Dan kau wariskan sebongkah luka yang dulu membekukanmu bertahun-tahun

Luka….
Biar sedingin es atau sepanas api,

Sama saja…!!!

Raksaka, ditulis dipagi yang dingin 130307

1 comment:

  1. haduuh... puisi mu ini membuat aku mempunyai teman senasib sepenanggungan kawan...

    ReplyDelete

By three methods we may learn wisdom: First, by reflection, which is noblest; Second, by imitation, which is easiest; and third by experience, which is the bitterest.
-- confucius --

Never regret a day in your life. Good days give you happiness; Bad days give you experiences. Both are essential to life (N.N)