Saturday, May 30, 2009

Cuaca Menuntut Keadilan

Mengamuk, mencabut dan hempaskan!

Cuaca yang terluka merangsek menerjang

O, betapa menakutkan murka ibu!

Tak kusalahkan kau melainkan kamilah yang melakukan dosa

Setelah apa yang kami perbuat dengan pepohonan, tanah udara dan air, anak-anak yang kau lahirkan lebih dulu

Setelah rakus perut kami mencerna habis mereguk susumu hingga kering

Yang mestinya kami jaga untuk kelahiran generasi sesudah kami

Dan hanya kami tinggalkan sampah dan juga tanah-langit cemar maka,

Inilah dosa yang harus kami tanggung

Mungkin juga langit terlampau muak

Menuntut balas atas pembunuhan demi pembunuhan yang kami lakukan pada nurani

Mendakwa dan mempertanyakan segala leliku hitam jelaga

Dan mengungkit segala kepalsuan kami untuk mengkamuflasekan borok borok kami

Mengamuk, meraung dan menggelegar!

Hujan angin dan guntur

Menciutkan nyali kami…O, betapa nyata kerdil kami

Maafkan kami Ibu,

Ampuni kami, Tuhan….


(Raksaka: Cisauk, 28 Agustus 2008, tribute buat angin puting beliung sore hari)

No comments:

Post a Comment

By three methods we may learn wisdom: First, by reflection, which is noblest; Second, by imitation, which is easiest; and third by experience, which is the bitterest.
-- confucius --

Never regret a day in your life. Good days give you happiness; Bad days give you experiences. Both are essential to life (N.N)