Wednesday, March 30, 2011

Luruh

Sebab waktu begitu pongah menggenggam rahasia
Simpul-simpul tak menemu, uraikan!
Meski masai pada akhirnya namun tak semestinya berdiam dalam jerat

dan

Rotasi yang tak lagi berpusat,
Lingkar liar yang menarik keluar masa lalu dari kotak usang
sebuah marka, atau sebuah perangkap?
Andai saja hidup sebuah garis lurus
Tentu aku tak perlu ragu menentukan langkah


Maka disinilah aku, terjangkar lingkar liar
Bergulat dengan sejuta duga yang kian dentam
Adalah godam runtuhkan tembok pertahananku : luruh aku!

Raksaka Nala : 30 Maret  2011 - 07:11 A.M

Saturday, March 19, 2011

Meredam Badai

Adalah musim yang tak lagi tertanda,cuaca rusak
Lautan dalam dada bergolak, gelombangnya pasang
Memaksa perahu henti laju dan bersandar :

     terjangkar, menunggu waktu

Hingga selesai kau aduk badai seperti kau mengaduk cangkir kopi dimalam-malam sepi
dingin
Kutunggu jeda itu selesai........


Sampai tiris sabar hingga tetes terakhir, sesap aku demi hausmu
Mengeringkan harapan dan,

      lalu rasa curiga seperti  kabut menelan rindu


Selayaknya kau sadari diammu jangkar
dan diamku  meredam badai
Akhir diam kita adalah  penentu
Diammu berakhir melukis peta, arah kita
Diamku berakhir lepas redamku, badai itu

Kutunggu jeda itu selesai....




 Raksaka Nala  19 Maret 2011

Wednesday, March 16, 2011

Bawa Aku Pulang

Cuaca yang berkiprah: musim tanpa tanda (henti)
Angin menakik langit,patah arah
Langit terluka,hujan sampyuh didekap bumi:musnah terserap?
tidak! hanya akan menjelma sungai yang mencari jalan pulang,kataku

Sebab hanya mengulang-ulang hingga saat nanti
Hijab terbuka dan segala tiada hanya satu: kembali!
     -setidaknya yakinku begitu

Namun, betapa
Meski berkali tak juga menjadi kebal
Selalu ada perih, selalu saja rintih..ah betapa ku lemah

Padamu, yang satu... kutiriskan rintihku:
    -dekap aku dalam cahayamu, kumohon...

Bawa aku pulang

Raksaka Nala :  March 9, 2011 at 8:05pm

SAUJANA

Di jarak pandang terjauh kau ada
Menari-nari debar kibar berpendar cahaya berloncatan silih berganti
ada bintang-bintang yang terlahir untuk terbakar
lainnya patuh meniti garis cakrawala menjadi suluh malam
masing-masing telah punya nasibnya sendiri

Kutunjuk satu, kuingat dalam setiap nafas
Meski jauh namun tak henti kan kucari jalan menujunya
di sana, di titik saujana itu..dimana jerat ruang waktu lepas,
massa dan energy tak cukup mewujudkan adamu
itulah, surga kediamanmu: yang kutuju


Dengan segenap gerak sel tubuhku
Kueja peta-peta lusuh warisan leluhur
Arah demi arah kubaca tanda yang semakin runyam
anyam menganyam tipu daya semakin menciptakan jarak
ah, betapa bodohnya.... padahal, peta itu telah ada dalam tubuhku: kesadaran itu
akan meniadakan saujana..semoga, suatu saat nanti aku terjaga

Raksaka Nala. March 8, 2011 at 9:21pm

Pandora

kututup dengan kabut,
kukunci rapat
dan kuasingkan dijantung sunyi


ini kuncinya, silahkan buka jika kau berani!


Raksaka Nala on  March 7, 2011

RESAH

resah buncah, angin yang kehilangan cerita
lalu... pada siapa harus kutanyakan khabarmu?
apakah kau tahu diam itu batu yang  memberati,
menanti tanpa pasti?

aku tak butuh basa basi
tetapi pasti, yang membuatku tenang

R.N



Thursday, February 24, 2011
By three methods we may learn wisdom: First, by reflection, which is noblest; Second, by imitation, which is easiest; and third by experience, which is the bitterest.
-- confucius --

Never regret a day in your life. Good days give you happiness; Bad days give you experiences. Both are essential to life (N.N)