Thursday, June 25, 2009

Sekuntum Matahari di Atas Pusara

.
Ada jeda yang tak terukur jarak dan waktu
Meski coba kujengkali dan telah lewat berkali-kali putaran bumi
Menembus alam bawah sadar, alam keabadian
Senyumu kadang hadir menemani malamku, masih saja…

Seperti malam tadi engkau tiba-tiba hidup dan begitu nyata
Lalu diam-diam kau tinggalkan sekuntum bunga matahari di pagi hari,
meski tanpa catatan dan nama terang : aku tahu kau datang lagi malam tadi


apakah yang hendak kau katakana kepadaku?
Apakah yang kau inginkan lagi dariku?

Mungkin aku terlalu tuli untuk mendengar
Seperti saat hari-hari lalu kau selalu mengingatkanku
Tentang apa saja yang bisa kau jadikan alas an untuk membuka satu ceramah membosankan
Ah… kenapa semua itu jadi begitu kurindukan?

Secangkir kopi dingin dan kelabu asap tembakau
Mengental dalam diamku, tiba-tiba aku terhenyak:
Aku terlampau lama lupa

Lupa waktu
Lupa diri
Lupa segalanya

Hanya saja ada satu hal yang ingin kulupakan tetapi tetap tinggal dan menjadi sekam dalam kepalaku
Kepergianmu, terlampau cepat…… hanya meninggalkan jejak
Sekuntum Bunga matahari di atas pusara dingin


raksaka, 25 juni 2009 : catatan pagi

FREE

by : Eugene O'Neill



Weary am I of the tumult, sick of the staring crowd,
Pining for wild sea places where the soul may think aloud.
Fled is the glamour of cities, dead as the ghost of a dream,
While I pine anew for the tint of blue on the breast of the old Gulf Stream.

I have had my dance with Folly, nor do I shirk the blame;
I have sipped the so-called Wine of Life and paid the price of shame;
But I know that I shall find surcease, the rest my spirit craves,
Where the rainbows play in the flying spray,
'Mid the keen salt kiss of the waves.

Then it's ho! for the plunging deck of a bark, the hoarse song of the crew,
With never a thought of those we left or what we are going to do;
Nor heed the old ship's burning, but break the shackles of care
And at last be free, on the open sea, with the trade wind in our hair.


source: http://www.love-poems.me.uk/o_neill_free.htm


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License

Thursday, June 4, 2009

Don Juan's Serenade

by : Aleksey Konstantinovich Tolstoy

Darkness descends
on Alpujara's golden land.
My guitar invites you,
come out my dear!

Whoever says that there are others
who can be compared to you,
whoever burns for your love,
I challenge them all to a duel!

Now the moon
has set the sky alight,
come out, Nisetta, oh come out, Nisetta,
on to your balcony, quickly!

From Seville to Granada
in the silence of the nights,
one can hear the sound of serenades
and the clashing of swords.

Much blood, many songs,
pour forth for the lovely ladies;
and I, for the loveliest one of all
am ready to give my song and my blood.

Now the moon
has set the sky alight,
Come out, Nisetta, oh come out, Nisetta,
on to your balcony, quickly!


source: http://www.poemhunter.com/poem/don-juan-s-serenade/


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.

Bitter Kiss

Kelamnya ingatan tentang kau, aku

Dosa, adalah beku yang kau tinggalkan

menjalar dari bibirmu ke bibirku, turun dan membunuh pelita dalam hatiku

sempat kau nyalakan, sekejap pijar, lalu tanpa ampun kau padamkan

ah…..

hatiku makin mati rasa

* hari ini tiba2 aku ingat kamu*

(Raksaka, Magelang, 16 mei 09 : 7.30 malam)

Tuesday, June 2, 2009

JAGAD LELAKI

Aku terlahir sebagai lelaki

Dadaku telah penuh sesak pengharapan dan kepercayaan

Yang sejak kanak dulu dijejalkan oleh ayahku

Karena pundaknya semakin bungkuk

Dan matahari semakin sinis mengais sisa hitam rambutnya

.

Bumi yang kupijak menjelma

Bayang-bayang mengabur, menyitir mimpi dalam getir

Langkah tak kuasa mencetak jejak

Beribu rencana terlahir untuk sampyuh menjadi bangkai

Sebelum sempat esok kuadu dengan hari

.

Betapa saat seperti ini

Ingin kuingkari pagi dan kusanding malam

Karena dari gelap yang tersembunyi

Aku leluasa mereka-reka, setidaknya satu lagi rencana

Mungkin ia cukup tangguh untuk kuadu esok hari

.

Lelaki sepertiku,

Yang percaya sepenuh hati dongeng ayah

Kuyakini sepenuh hati dipundak lelaki tersandar beban

Hanya akan hidup dalam mimpi saja

Karena hari esok menjelma jalan entah kemana

.

Zaman seperti ini,

Yang tak lagi memandang ramah

Menguji keyakinan dengan tamparan telak yang kadang,

Mengunci langkah dan kata dalam sunyi

Membunuh rasa dan karsa dalam sepi

.

.

O, jagad lelaki yang kutanggung

Serpihan kaca retak berderak, dihantam zaman yang beringas

Meninggalkan lelaki letih mencoba menjadi karang

Meski tahu,

Esok…….entah jalan mana lagi yang akan ditempuh



raksaka. 15 des 06
By three methods we may learn wisdom: First, by reflection, which is noblest; Second, by imitation, which is easiest; and third by experience, which is the bitterest.
-- confucius --

Never regret a day in your life. Good days give you happiness; Bad days give you experiences. Both are essential to life (N.N)