Ini adalah puisi yang aku kembangkan dari bait-bait acak yang kutulis dalam status-status facebookku. Ada sembilan bait yang pernah kutulis tanpa kuniatkan menjadi puisi, tetapi belakangan ini aku merasa sayang kalau itu hanya menjadi status saja.... maka aku meniatkan menjadikannya utuh. Dan ini... puisi kedelapan dari sembilan bait acak itu
Sembilan Penggalan Tanpa Judul
Ada deru haru sembunyi di celah sepi
Diam-diam mematahkan tawamu
Dan kau gagal memerangkap matahari dibibirmu
Tinggal serak nanarnya :
api itu
Tahukah kamu, apa yang tak nampak dan pecah itu
Serupa serpih kaca tajam menakik wajah (ku)
Lalu perih dan letih...
kadang,
Sesekali akupun ingin jadi kabut
Sesekali akupun ingin menjelma saujana
Menyublim dan mengukur jarak
Detak diam-diam
Kadang... seperti sekarang ini
Raksaka, 29 Des 2011 - malam dan hujan yang menjelma kabut
No comments:
Post a Comment