Adalah musim yang tak lagi tertanda,cuaca rusak
Lautan dalam dada bergolak, gelombangnya pasang
Memaksa perahu henti laju dan bersandar :
terjangkar, menunggu waktu
Hingga selesai kau aduk badai seperti kau mengaduk cangkir kopi dimalam-malam sepi
dingin
Kutunggu jeda itu selesai........
Sampai tiris sabar hingga tetes terakhir, sesap aku demi hausmu
Mengeringkan harapan dan,
lalu rasa curiga seperti kabut menelan rindu
Selayaknya kau sadari diammu jangkar
dan diamku meredam badai
Akhir diam kita adalah penentu
Diammu berakhir melukis peta, arah kita
Diamku berakhir lepas redamku, badai itu
Kutunggu jeda itu selesai....
Raksaka Nala 19 Maret 2011
Kata-kata seperti sayap, membawa angan terbang ke langit khayal. Kata-kata seperti pisau, menusuk ulu hati dan melukai, atau kadang serupa mantra layaknya perisai, yang melindungi keyakinan! Kata-kata adalah nyawa yang menghidupkan sajak-sajak yang terlahir dari jiwa-jiwa yang gelisah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
By three methods we may learn wisdom: First, by reflection, which is noblest; Second, by imitation, which is easiest; and third by experience, which is the bitterest.
-- confucius --
-- confucius --
No comments:
Post a Comment