Rembulan sabit semalam,
Kupungut, lalu kutebas awar-awar
belukar yang menghampar di bibirku
Siangi pagi dengan tajamnya
Terasah oleh keras batuan yang bergelayut dipundak
Maka lihatlah:
Matahari terbit dibibirku,untukmu
Seulas, dan pulaslah kau
Raksaka, 4 dinihari : 06082011
Kata-kata seperti sayap, membawa angan terbang ke langit khayal. Kata-kata seperti pisau, menusuk ulu hati dan melukai, atau kadang serupa mantra layaknya perisai, yang melindungi keyakinan! Kata-kata adalah nyawa yang menghidupkan sajak-sajak yang terlahir dari jiwa-jiwa yang gelisah
Saturday, August 6, 2011
Wednesday, August 3, 2011
Bertahan
Malam ini terluka oleh sabit
langit yang mencacah - remah keyakinan
Pada luka yang digarami sepi itu tiupkanlah mantra
Kekal dalam pencarian hingga waktu mengakui dan hijab terbuka
Sebarkan!
Langit adalah ladang untuk menanam
Setiap dari remah ini adalah benih cahaya lalu tunggulah!
Saat sabit menggenapi dirinya dengan wajahnya yang penuh
Dan benih-benih cahaya tumbuh menjadi bintang-bintang
Saat itu rasi akan terbentuk dan ikutilah menuju pulang
Arah itu benar atau salah, hanya butuh keyakinan dan waktu untuk membuktikannya
Bertahan dan camkan itu!
:untuk aku
Raksaka Nala, usai sahur, 4 dinihari 030811
langit yang mencacah - remah keyakinan
Pada luka yang digarami sepi itu tiupkanlah mantra
Kekal dalam pencarian hingga waktu mengakui dan hijab terbuka
Sebarkan!
Langit adalah ladang untuk menanam
Setiap dari remah ini adalah benih cahaya lalu tunggulah!
Saat sabit menggenapi dirinya dengan wajahnya yang penuh
Dan benih-benih cahaya tumbuh menjadi bintang-bintang
Saat itu rasi akan terbentuk dan ikutilah menuju pulang
Arah itu benar atau salah, hanya butuh keyakinan dan waktu untuk membuktikannya
Bertahan dan camkan itu!
:untuk aku
Raksaka Nala, usai sahur, 4 dinihari 030811
Subscribe to:
Posts (Atom)
By three methods we may learn wisdom: First, by reflection, which is noblest; Second, by imitation, which is easiest; and third by experience, which is the bitterest.
-- confucius --
-- confucius --